Wednesday, May 1, 2013

Kisah Dusun Mandar Di Puger


Nelayan Puger - Jember

Tampak dalam foto (hasil jepretan Vj Lie), seorang nelayan Puger sedang menambal lambung perahu yang bocor. Di lambung perahu, kita bisa mengerti apa nama perahu ini. Bajang Laut, atau anak laut.
Apa benar warga Puger (terutama yang hidup di kawasan pesisir) adalah para Bajang Laut?
Kita bisa mengkaitkannya dengan sebuah dusun di Puger bernama Mandaran. Diambil dari kata Mandar. Seperti yang kita ketahui, selain Bajo, Mandar adalah para pelaut ulung asal Sulawesi. Namun sebenarnya, suku Mandar lebih senang menyebut dirinya sebagai anak sungai, karena dalam bahasa Balanipa, Mandar itu artinya sungai (jika dalam konsep Sipamandaq, Mandar artinya, saling menguatkan).
Ada kemiripan antara orang Mandar dengan bangsa yang bertempat tinggal di sepanjang pantai laut Tiongkok Selatan. Mereka senang menyebut dirinya putra-putra sungai.
Hal di atas mengingatkan saya pada migrasi bangsa Austronesia. Menurut banyak pendapat sejarawan, bangsa Austronesia adalah bangsa-bangsa sungai, sebelum menjadi bangsa-bangsa lautan. Artinya, proses pergerakan mereka adalah turun melalui hulu sungai-sungai besar menuju hilir hingga menemui pantai.
Sejak kapan suku Mandar tinggal di Puger?
Saya tidak tahu, karena waktu sekolah tidak pernah diajarkan tentang sejarah-sejarah lokal Jember. Mungkin, mereka datang pada abad pertama dan kedua (penanggalan Masehi). Sebab, di masa itu bangsa-bangsa di asia tenggara tampil ke muka di dalam lalu lintas (pelayaran) dunia. Hal ini juga didukung oleh beberapa faktor, diantaranya; penemuan-penemuan baru seputar dunia pelayaran, pengetahuan tentang angin dan arus, penyempurnaan tali temali, dll.
Sayang sekali negeri ini masih kabur dengan sejarahnya sendiri di 300 tahun pertama Masehi.
Apa yang mereka cari di tanah Jember?
Logam Emas. Chryse Chersonesos bukan hanya didominasi oleh Semenanjung Malaka (dan Papua, juga berbagai tempat lainnya yg memiliki emas). Ujung timur pulau jawa juga memiliki itu.
Selain emas, mereka tergiur akan tetes tebu, juga tembakau lokal yang diimpikan oleh pasaran dunia. Apakah Jember punya? Iya. Ketika George Birnie dan beberapa rekannya berniat membuka NV. LMOD di Jember tahun 1859, sebelumnya dia sudah tahu bahwa masyarakat lokal memiliki keahlian menanam tembakau hingga proses perajangan. Sayangnya, hal ini tidak dikupas tuntas. Siapakah orang-orang lokal itu? Tembakau jenis apa yang dulu mereka kenal?
Di Banyuwangi juga ada kampung Mandar
Iya, di Banyuwangi, dan entah dimana lagi, ada jejak masa lampau dari orang-orang pemberani Mandar. Kadang saya berimajinasi, kenapa dulu rakyat Puger membantu pasukan Blambangan dalam menghadapi VOC Belanda (di era Sayu Wiwit | 1771). Ya, karena kedekatan itu. Persamaan sejarah, budi pekerti, dari masa yang sangat lampau, jauh sebelum era Prabu Tawang Alun di abad 17.
Puger memang Bajang Laut yang keren!
Rz hakim Baca selengkapnya »

No comments: