1.Pria Ini Mengayuh Becak Sambil Mengasuh Bayinya ![4 Kisah Nyata Yang Menguras Air Mata Dan Memberikan Inspirasi [ www.Up2Det.com ]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_sRWK_XNa1d4jW8j_8lX0UmsVi1KksWbrrSO2wqFgqJVNPVYiNS1ZyD95AlKxvn-EOMjR54vPWhXrDNG7XcicFYoAlvr-NF19cYJ8CY7baSS_81jxiqFtLXanFPJq0js9sSL3_bUtm_PyCDIzdjQ7qz=s0-d)
Hati siapa
yang tidak tersentuh melihat seorang pria menarik becak di siang hari
yang panas sambil menggendong bayi? Hal ini benar-benar terjadi di India. Pria ini mengasuh bayinya karena sang istri meninggal setelah melahirkan dan tidak ada
yang bersedia merawat sang bayi.
Dilansir Dailymail, nama pria ini adalah Bablu Jatav, 38 tahun. Dia dikaruniai seorang bayi perempuan
yang diberi nama Damini setelah menikah selama 15 tahun dengan istrinya, Shanti. Pak Bablu mengatakan bahwa dia sangat senang diberkati seorang putri, tetapi dia menyimpan kesedihan mendalam karena sang istri meninggal sesaat setelah melahirkan.
Shanti meninggal tidak lama setelah melahirkan di rumah sakit pada tanggal 20 September," ujar pak Bablu. "Sejak saat itu, belum ada seorang pun
yang mau merawat putri saya, sehingga saya
yang merawatnya, bahkan pada saat saya menarik becak," lanjutnya.
Pekerjaan pak Bablu sehari-hari adalah penarik becak di kota Bharatpur. Dia tidak memiliki saudara
yang bisa merawat bayinya, sehingga jalan satu-satunya adalah merawat sang putri sambil bekerja. Pak Bablu menggendong bayinya dengan kain
yang dililitkan di leher. Hal ini terpaksa dia lakukan, bahkan di tengah hari
yang sangat panas.
Kondisi ini memang memprihatinkan, terutama bagi Damini
yang masih sangat kecil. Panasnya
matahari dan kondisi jalanan membuatnya harus dilarikan di rumah sakit Jaipur beberapa waktu
yang lalu. Sang bayi mengalami septikemia, anemia dan dehidrasi akut. Untungnya, kondisi sang bayi membaik setelah dirawat.
Berita ini dengan cepat menyebar di India, sehingga banyak tawaran bantuan
yang diterima oleh pak Bablu. Besar kemungkinan bahwa pemerintah India setempat sedang memproses cara untuk membantu merawat sang bayi. Semoga bantuan segera datang, sehingga bayi perempuan ini mendapat perawatan
yang lebih baik.
Jangan remehkan cinta seorang ayah. Sudahkah Anda berterima kasih pada beliau?
2.Hati Emas Pemulung, Adopsi 30 Bayi Terlantar![4 Kisah Nyata Yang Menguras Air Mata Dan Memberikan Inspirasi [ www.Up2Det.com ]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uI8n71WH6xwg2HRU0JY18qYJnp2Ub9oMcmJzW4anyd_B8mD4-nZC3-M1FslBoXwHu6rAGVa9deCA7azVNrgOQGsVQ6-dWAxF2iswWEtmcJSxA__EPh6IcanfKUPGdNR9dGaX1d-AcrK_YSw1BBAkyj=s0-d)
Banyak orang
yang tega membuang bayi
yang masih hidup dengan banyak alasan. Malu karena sang bayi lahir di luar pernikahan, atau.. takut karena tidak punya biaya untuk menghidupi sang bayi. Tapi tahukah Anda, seorang pemulung di China mampu mengadopsi 30 bayi
yang dibuang. Inilah kebesaran hati Tuhan
yang kadang tak mampu dirasakan semua orang.
Nama wanita ini adalah Lou Xiaoying, usianya saat ini 88 tahun. Pekerjaannya adalah pemulung sampah, suami Lou Xiaoying telah meninggal 17 tahun
yang lalu. Keadaan hidup
yang sulit dan keterbatasan ekonomi tidak mengecilkan hati Lou Xiaoying untuk berbuat baik pada sesama manusia. Dia telah mengadopsi 30 bayi sejak tahun 1972.
Walaupun usianya sudah menua, kebaikan hati Lou Xiaoying tidak surut dimakan usia. Anak adopsi
yang paling muda saat ini berusia enam tahun, namanya Zhang Qilin. Lou Xiaoying menemukan bayi tersebut di tempat sampah. Dengan kondisi
yang lemah, wanita itu membawa sang bayi ke rumahnya
yang sangat kecil untuk dirawat. "Kini dia sudah menjadi anak
yang sehat dan bahagia," ujar Lou Xiaoying.
Sementara itu, anak adopsi pertama ditemukan Lou Xiaoying di jalan, seorang bayi perempuan. "Ia terbaring di antara sampah di jalan, terlantar," kenang wanita tua itu. Dengan keterbatasan Tidak semua bayi
yang ditemukan dan dirawat Lou Xiaoying terus bersamanya hingga dewasa. Beberapa di antara mereka diadopsi keluarga
yang lebih mampu.
"Saya tidak mengerti mengapa orang-orang tega meninggalkan bayi selemah itu di jalan," ujar Lou Xiaoying. Baginya, bayi-bayi tersebut adalah makhluk hidup
yang berharga, mereka seharusnya mendapat kasih sayang dan cinta.
Kisah ini mulai menyebar ke seluruh China dan mendapat perhatian dunia. Seseorang
yang menaruh simpati pada
kisah ini Seseorang
yang simpatik terhadap Lou mengatakan bahwa pemerintah, sekolah, dan masyarakat China
yang tak berbuat apa-apa seharusnya malu pada Lou. Dia tak punya uang atau kekuasaan, tetapi mampu menyelamatkan anak-anak dari kematian dan kondisi
yang lebih parah, ungkapnya.
Kisah
nyata ini membuktikan bahwa kebaikan hati seseorang tidak dapat dinilai dengan materi. Seorang pemulung sampah
yang kehidupannya sulit bisa memiliki hati semulia emas.
Jadilah manusia
yang berguna untuk orang lain. Jangan menunggu materi atau kesempatan. Hati mulia
yang akan menuntun Anda.
3.Perjuangan Gadis Pakistan Demi Pendidikan Meskipun Tertembak di Kepala![4 Kisah Nyata Yang Menguras Air Mata Dan Memberikan Inspirasi [ www.Up2Det.com ]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_sYE-aZTRP96SvtohwtMzE7nJgJ_j5UCX9PVXjZYZMsXFotYBzVt-daeVeUx6bHNXM6ApKhS1CkChhbT6TJQFWXC8mNqkpfHWI5d8PoBbe6UDs4_LMw9xDTs07_ioMDc3NghFQKW6BKi_XSf3A7d9x1=s0-d)
Isu kesetaraan pendidikan bagi pria dan wanita sudah pudar seiring berjalannya waktu. Pria dan wanita di Indonesia bisa menempuh pendidikan tanpa perbedaan. Tetapi kondisi ini berbeda di negara Pakistan, anak perempuan masih sulit bahkan dilarang menempuh pendidikan.
Hal ini membuat seorang gadis remaja berusia 15 tahun memperjuangkan pendidikan bagi kaumnya. Malala Yousafzai adalah nama gadis ini. Dia hampir kehilangan nyawanya setelah ditembak oleh pria bersenjata Taliban setelah menulis di sebuah blog mengenai pentingnya pendidikan bagi perempuan.
Malala tidak menyerah, selama masa pemulihan di rumah sakit, dia tetap aktif membaca dan berterima kasih atas perhatian warga dunia pada perjuangannya. Mari simak kegigihan gadis muda
yang pemberani dan penuh
inspirasi ini.
4.Donatur Besar Ini Hanyalah Penjual Sayur
Kita seringkali berpikir bahwa untuk bisa membantu orang
yang membutuhkan, kita harus jadi orang kaya atau setidaknya punya banyak uang. Mungkin wanita ini menyetujui setengah dari pemikiran itu. Chen Shu Chu, seorang penjual sayur di Taiwan, berusaha mengumpulkan uang untuk membantu orang-orang
yang kesusahan.
Ia bukan berusaha menjadi orang kaya
yang membantu banyak orang, namun ia membantu dengan segala
yang ia dapatkan dari berjualan sayur. Kurang lebih ia sudah mendonasikan sekitar Rp 3 miliar lebih dari hasil penjualannya. Menurut sebuah koran, Chen Shu Chu mengatakan, "Uang itu akan bernilai ketika kita gunakan untuk mereka
yang membutuhkan." Hal ini ia lakukan karena ia terinspirasi dari pengalamannya saat masih kecil, di mana ia mengalami kesulitan dan kemiskinan.
Bila dijabarkan, uang Rp 3 miliar
yang didonasikannya sudah digunakan sekitar Rp 320 juta untuk anak-anak, Rp 144 juta untuk membangun perpustakaan sekolahnya dan Rp 320 juta untuk anak yatim piatu di daerahnya. Meski sudah mendonasikan sebanyak itu, namun wanita ini tidak berencana untuk berhenti menjadi donatur.
Meski sudah menjadi pembicaraan di seluruh dunia, namun wanita ini tetap rendah hati. Ia tidak bercerita banyak, karena menurutnya tidak ada
yang bisa diceritakan. Ia hanya menjual sayur dan kemudian mendonasikannya, tidak ada hal lain dan dia tidak sedang berkompetisi dengan orang kaya mana pun. Sikap terpuji ini membuatnya pernah masuk sebagai 100 orang paling berpengaruh di tahun 2010 dan memenangkan gelar kedermawanan dari Forbes Asia.
Lepas dari nilai fantastis
yang sudah dihasilkannya, serta gelar
yang dimiliki tas apa
yang ia lakukan, mari kita sederhanakan pemikiran wah ini. Bahwa sebenarnya, semua ini dimulai hanya dari berjualan sayur di pasar. Sebuah tempat di mana perekonomian menengah ke bawah dimulai. Chen Shu Chu bukan pemilik saham perusahaan besar, namun ia sudah menanamkan saham kebaikan dalam hidupnya. Ia melakukan hal sederhana, namun menghasilkan perbuatan
yang mengagumkan.
Wanita 59 tahun ini memulai harinya pukul 3 pagi ke pasar di mana toko sayurnya berada, kemudian ia akan pulang pukul delapan malam. Ia menjadi
yang pertama datang dan menjadi
yang terakhir pulang di pasar tersebut. Chen Shu Chu hanya butuh bekerja dan tempat untuk tidur, ia menggunakan uang seperlunya. Sebuah kehidupan
yang sangat sederhana, jauh dari kemewahan.
Yang dapat kita pelajari dari ibu ini adalah tekadnya. Kita tidak perlu ikut-ikutan jualan sayur. Namun dengan apa
yang kita miliki, kita bisa membantu orang-orang dengan cara
yang tidak muluk-muluk. Chen Shu Chu telah menjadi legenda di Asia. Berkat apa
yang ia lakukan, kini mulai muncul banyak orang
yang membantu sesamanya di Asia. Bagaimana dengan Anda?bld
Baca selengkapnya »